Kesibukan kerja, berkeluarga, membuat saya sama sekali tidak
mungkin, tidak bisa, dan tidak akan mau
bermain Game Favorite saya : Football Manager, yang saya anggap “Syeitan” dalam
dunia saya, karena membuat saya ketagihan layaknya junkies, lupa waktu, dan
marah – marah gak jelas....
Namun belakangan ada teman saya yang meng-install game ini namun tidak pernah
bermain sebelumnya, lalu menanyakan pada saya tentang bagaimana game ini, lalu saya
bercerita tentang eforia kala saya berain game ini, termasuk serunya liga
domestik/liga Indonesia. Teman saya terheran dan bertanya “Hah Liga Indonesia? Apa
asiknya?”, Saya bilang : “sebuah kenikmatan ketika kita bisa mendatangkan
pemain asing yang belum pernah bermain di liga Indonesia baik di alam nyata
maupun virtual, lalu pemain ini justru menjadi pemain pemain incaran – incaran tim
lain karena kehebatannya, terlebih kita peroleh dengan free transfer” atau “ketika kita membeli pemain asing dari negara
yang tidak bonafit sama sekali di dunia sepakbola, misal yang pernah saya
lakukan adalah embeli pemain dari Macau, Azerbaijan, Turmenistan, Myanmar, lalu
menjadi pemain yang diperhitungkan di liga Indonesia dan jadi inciran tiap
jendela transfer”, kenikmatan lain adalah “ketika kita mengadakan trial / Seleksi di libur kompetisi ala
Tim – tim liga Indonesia di alam nyata, lalu dapat pemain bagus yang kita
butuhkan”.
Kenikmatan lain saya rasakan ketika masuk institusi saya kini
yang berkeliling seluruh Indonesia (Setelah bertahun – tahun saya lupakan game
itu), coba bayangkan saja dulu di “copa Indonesia” saya bertemu dengan PSKT
Kota Tomohon, dulu saya berfikir mana itu Tomohon? Dan benar saja saat ini saya
ditempatkan di Manado dan sering menghabiskan akhir pekan saya bersama istri,
menyewa resort di Kota Tomohon, Ketika saya bermain di Liga Indonesia dulu ada
klub pembuat kejutan namanya Gaspa Palopo, dan benar saja, ternyata intansi
saya punya kantor perwakilan di Palopo dan sahabat dekat saya ditapatkan
disana; institusi saya punya kantor perwakilan di Padang Sidempuan, mungkin
sebagaian teman saya asing terhadap nama tersebut, namun saya tidak, karena
saya pernah membeli pemain muda dari klub PSKPS Padang Sidempuan,hahaha
Mungkin satu yang tidak tersentuh oleh Game ini tentang Liga
Indonesia: bahwa biaya operasional untuk mengitari Nusantara ini sangat sangat
sangatlah tinggi. Di alam virtual, saya dengan leluasa menjadwalkan
pertandingan uji coba hari ini bertandang melawan PSMS Medan, tiga hari lagi
melawan Persigubin Pegunungan Bintang (karena yang memungkinkan memang klub ini), lalu tiga hari lagi bertandang ke
Persibom Bolaang Mongondow (karena yang mengajak klub ini), namun tauhkah anda....
Perjalanan dari medan Ke Gunung Bintang (melawan
Persigubin) itu pasti butuh waktu yang gila lamanya, Medan – Jayapura 6 jam
(belum lagi kalau transit), lalu Jayapura ke Pegunungan Bintang masih harus
naik pesawat lagi, jika tiket ke Jayapura saja paling murah Rp. 2.600.000 plus
ke gunung bintang untuk pesawat baling bisa mencapai Rp 700.000 dikalikan
pemain plus Official, bisa gila kan? Lalu perjalanan dari Pegunungan Bintang ke
Bolaang Mongondow (melawan Persibom ceritanya) oper pesawat ke Jayapura (sudah
saya bilang 700.000’an), lalu dari Jayapura menuju Manado tidak ada pesawat
langsung, pastilah jatuhnya tiket mahal, lalu dari Manado ke Bolaang Mongondow
sangat menyita waktu karena tidak ada akses melalui Pesawat namun jalan darat
dengan jalan yang sangat sempit untuk ukuran jalan provinsi, yang pasti pemain
dan official bisa gila jika melewati medan seperti ini, klub juga bisa gila atas
pengeluaran operasional tim. hehehe
Baca tulisan sejenis : Pesona Liga Indonesia di FM (2) : SEBUAH LIGA INDONESIA IMPIAN
Baca tulisan sejenis : Pesona Liga Indonesia di FM (2) : SEBUAH LIGA INDONESIA IMPIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar