Berfikirlah sebelum melangkah
Jangan lantaran engkau gundah
Lalu kau gegabah untuk melangkah
Ketika kau melangkah
Yakinkan sepenuh hati bahwa kau akan melangkah
Bukan melangkah lalu berbalik arah
Langkah..
Biarkan aku lama berfikir sebelum melangkah..
Tak jarang kau bilang aku terlalu lama untuk melangkah
Tapi percayalah
Aku berfikir matang untuk melangkah..
Berfikir matang agar tidak salah
Namun aku hanyalah orang yang gampang mengalah..
Ketika kau paksa aku untuk melangkah, tentu aku melangkah
Andaikan kemudian langkahku ternyata salah,
Tak usah khawatir aku akan hadapi dengan tabah,
Tak malu untuk berbalik arah,
Kripikacangijo
Pengembangan Aliran Yuridis-Romantis
Minggu, 09 Juli 2017
Minggu, 20 Maret 2016
Grand Grand Mom (Mbah Buyut)
ini dia, Mbah yut yang mudah terharu |
Banyak orang (termasuk
istri saya) mengatakan bahwa saya beruntung masih bisa “menangi” nenek buyut
saya (menangi dalam bahasa jawa = sempat bertemu). Tidak hanya sempat bertemu
saja tetapi juga merasakan betapa besarnya rasa sayang seorang nenek 3 generasi
sebelum saya.
Mbah yut (biasa
saya panggil) lahir di tahun 1912, beliau hanya memiliki 1 anak yaitu kakek
(mbah kung) yang kemudian memiliki 4 anak termasuk ayah saya dan saya adalah
anak ayah saya (ya eya lah).
Masa kecil saya
tidak lepas dari mbah yut, banyak yang bilang kalau saya adalah the special ones –nya mbah yut.
Sejak saya lahir,
mbah yut sudah banyak memberikan pengorbanan buat saya, hujan deras dan jarak antara daerah Losari Sawahan dengan
Pandean Ambarawa (1 Km) dijalani dengan jalan kaki setiap hari oleh Seorang
Nenek yang sudah meninjak usia 76 tahun saat itu. Hanya untuk bisa bertemu
dengan anak pertama yang baru saja lahir dari cucunya yang ketiga (ayah
saya).Hingga suatu hari ada sebuah mobil yang lewat, menerjang kubangan air hingga
airpun membasahi sekujur tubuh nenek itu.
Beberapa bulan
kemudian, kami sekeluarga (ayah, Ibu, dan saya) mulai tinggal di sebuah rumah
sederhana, yang konon dibeli oleh alm. Mbah Buyut kakung (Suami Mbah Yut).
Rumah tersebut hanya berjarak 10-20 meter saja dari kediaman Mbah Yut.
Ayah ibu saya
keduanya bekerja, hingga banyak sekali waktu saya habiskan bersama mbah yut,
saya sama sekali tidak pernah dimarahi, malah setiap hari oleh beliau saya
dimasakin. Masakannya pun by Request oleh saya. Kadang saya mintanya aneh –
aneh, ada brambang goreng (bawang merah goreng), bakso goreng, kentang ala
ch*tatto, dan sebagainya, dengan senang hati mbah yut menyuapi saya. Setiap ada
jajanan lewat saya pastiii dibelikan, bahkan mainan lewat dan saya merengak,
pasti dibelikan. Ayah ibu saya tidak akan khawatir selama mereka bekerja.
Kalau sekarang ini
Bahasa Jawa Kromo Inggil dan Kromo Alus saya bagus.. itu karena mbah
yut.. saya benar – benar diajari bahasa jawa yang benar. Jika bahasa jawa saya
jelek, dengan senyumnya mbah yut berkata itu tidak pantas dikatakan oleh anak
cucunya mbah yut, itu bahasa orang gunung.. Berkat bahasa Kromo inggil lan Kromo alus yang bagus, pada waktu muda dahulu kala
dengan mudah saya bisa menakhlukan bapak – bapak yang anak perempuannya sedang
saya dekati.. termasuk mertua saya tercinta..hehehehe
Kemarin malam,
tepatnya Rabu malam kamis, 16 Maret 2016, saya bermimpi berjumpa dengan mbah
yut, dengan kondisi fisik mbah yut yang tua tapi pria, seprima mbah yut waktu
saya masih kelas 1 SD. Saya datang menghampiri mbah yut dan beliau bilang “eeee
iki opo pak gubernure...”(eh ini dia pak gubernur). Kejadian di mimpi itu
merupakan hal yang biasa terjadi ketika saya masih kecil, mbah yut sering
memanggil saya dengan panggilan pak gubernur, kata mbah yut, anak keturunan
mbah yut nanti akan menjadi ‘orang’, berkontribusi besar pada negeri ini
layaknya leluhur saya yang bernama Tumenggung Maoneng, yang konon berhasil
mengusir penjajah dari pelabuhan Jepara.
Pergi ke Kantor Pos untuk me – natzegel Bukti
Surat untuk kepentingan pembuktian sidang merupakan hal yang membosankan
mengingat banyak sekali berkas yang harus dihati – hati. Namun kebosanan itu
lenyap kala menatap masa kecil dulu bersama mbah yut di Kantor Pos. Saya sering
sekali diajak mengambil pensiun oleh mbah yut, saya selalu bersemangat karena
tiap datang ke Kantor Pos mbah yut selalu belikan saya es krim, eh mbah yut
bilangnya Es Grim. Ketika saya sudah mulai sekolah, mbah yut selalu membawakan
‘Es Grim’ tersebut buat say a, saat itu Es Krim yang ada merknya “woody”,
belinya di cici samping Kantor Pos Ambarawa depan Klenteng. Hingga suatu hari
saya pulang siang karena main dengan teman sekolah, pulang – pulang Es Grimnya
sudah mencair (karena jaman itu masih jarang yang punya kulkas di kampung
saya), dan mbah yut sediiih sekali.
Itulah sepenggal cerita antara saya dengan
grand granny saya. Jika dipikir – pikir, saya paling beruntung deh di banding
saudara2 sepupu saya. Saya tiap hari dikasih uang jajan? Yang lain? Umm engga,
Saya diajak ambil pensiun trus dibelikan Es Grim? Yang lain? Emm Engga, Saya
sebelum tidur diceritakan masa – masa perjuangan dan kiprah leluhur – leluhur
saya dalam menghadapi penjajah, yang lain? Umm engga juga.... tapi jangan pada
ngiri yee?hahaha
Selasa, 28 Juli 2015
Buat Kalian yang masih aja nyinyirin Profesi orang lain (baca: kami)
Mungkin bukan hal aneh bagi kami para PNS untuk selalu mendapat sorotan, di media masa, di sosial media, banyak sekali membahas tentang kami. Awalnya saya pribadi cuek aja, tapi lama kelamaan kok gerah ya? Dinyinyiriiin mulu..
Anda katakan kami buang – buang uang negara untuk anggaran yang dihabiskan?
Dalam dunia kerja, Yang harusnya perlu disorot adalah berapa persen dari penghasilan yang anda zakatkan? Sudahkah anda menunaikan zakat? Baru dah nyinyirin...hahahaha
Sebenarnya apa sih keuntungan buat anda – anda sahabat saya yang membicarakan kami? Mengatakan buat apa jadi seperti kami? Atau bahkan menjelek – jelekkan profesi kami?
Kami memilih profesi ini dengan alasan – alasan pribadi kami, berbicara mengenai pribadi tentu setiap individu mempunyai perspektif sendiri – sendiri. Toh kami masuk masih dengan ketatnya seleksi. Untuk apa anda menyoroti alasan kami? Anda menjadi seperti anda juga bukan urusan kami?
Anda mengatakan kami itu zona nyaman, gak kerja, santai – santai melulu?
Mungkin anda hanya melihat secara sampling aja, sampling itu pun ana lihat di mall, pasar, dsb berapa ribu orang sih yang anda lihat? Padahal jumlah kami ada ratusan ribu bahkan jutaan? Kemana yang lainnya?
Ya kami memang santai – santai, Cuma meneliti dokumen aja kok. Soalnya kalo dokumen itu asal – asalan kami tanda tangani, salah – salah kami kena audit ekstrimnya masuk bui. Santai kan?
Santai dengan konsisten melaksanakan pekerjaan kami jangan sampai pekerjaan menumpuk di akhir tahun, agar akhir tahun bisa santai, namun Penerimaan Negara harus sesuai target, pengeluaran untuk infratsruktur sudah tinggi, utang IMF sudah tinggi, negara berharap pada penerimaan yang dibebankan ke kami. Santai tho...?
Iya, kami ga kerja kok.. kami mainan hp whatsapp’an dengan kerabat kami sekedar memberi kabar atau koordinasi, soalnya kami tidak dibebani pekerjaan administrasi, tapi sayang ketika sirine berbunyi, status bencana harus meningkat, guna menghindari jumlah korban, cukup kami tinggalkan gadget kami, simple kan?
Iya, Benar sekali zona nyaman,karena penegak hukum harus memberi contoh hidup nyaman itu seperti apa, tidak melakukan kejahatan, tidak melakukan fraud, dan tidak melakukan pelanggaran disiplin lainnya, contoh itu kami tujukan pada orang yang akan kami hadapi, tersangka limpahan dari Kepolisian, penyelundup dokumen, pengedar narkoba, atau rekan kami yang melakukan pelanggaran disiplin, nyaman sekali itu
Anda katakan kami buang – buang uang negara untuk anggaran yang dihabiskan?
Apakah anda mau penghasilan anda dipotong untuk orang lain? Ya kalo 100-500rb aja oke, tapi kalo 1jt? 1/6 sampai 1/3 penghasilan anda? Mau?
Itu kenapa ada aturan jikalau mengusulkan anggaran itu mbok ya jangan ngepas – ngepas, kalo – kalo ada kejadian diluar kehendak manusia.
Anggaran itu harus habis sebagai pertanggung jawaban kami yang mengusulkan, namun jika anda tahu... butuh kemampuan untuk menjadikan anggaran itu efektif, kami malu sama pejabat pembuat komitmen, auditor kalo kita dinasnya abal – abal. Masalah malu itu tergantung juga kok sama pribadinya. Overbudget? Ya siap kena sanksi, dinas fiktif? Ya siap – siap aja setiap malam mimpi bapak/ibu inspektorat ganteng hadir di mimpi.
Apa yang anda masalahkan? hidup kami lebih terjamin?
Untuk masalah kesehatan, kami memang mendapatkan fasilitas Askes sekarang BPJS. tapi klaimnya ga semudah yang kami perkirakan, harus melalui proses administrasi antar instansi, lewat rujukan dan sebagainya, sekedar saya bandingkan saja, saya dengan istri yang bekerja di swasta asing, cukup bayar, setelah itu di-reimburse ga peduli kapanpun dimanapun bayarnya kadang lebih.
Pensiun? ya kalee orang kita nabung juga kok, pensiun pun diperoleh setelah sekian tahun masa kerja, pensiunnya pun ga seberapa. Apa yang kalian pusingkan?
Semua ada konsekwensinya. Mau dapat pensiun? ya kerja sungguh - sungguh lalu menabung, mau jaminan kesehatan yang baik? sisihkan uang anda untuk program jaminan kesehatan / asuransi kesehatan.
- Anda tidak ingin jadi PNS? so what? perlu kaos bertuliskan "eh gue ga mau lho jadi PNS?" trus lantas anda dapat undian atau hadiah?;
- PNS dapat remunerasi? perlukah berkoar toh bayaran anda lebih banyak? remunerasi itu juga didasarkan beban kerja, ingat Tuhan sudah mengatur rizki seseorang;
- Anda dipersulit? ada Ombudsman tuh... laporin aja, gampang kan?;
- Teman anda obsesi jadi PNS? biarkanlah seseorang menentukan masa depannya, toh anda menjadi pengusaha, pegawai Bank, bekerja di kapal asing, bekerja di luar negeri, menjadi ini menjadi itu tidak ada orang yang mempermasalahkan. Jangan menjelekkannya, HAM mengatur;
Dalam dunia kerja, Yang harusnya perlu disorot adalah berapa persen dari penghasilan yang anda zakatkan? Sudahkah anda menunaikan zakat? Baru dah nyinyirin...hahahaha
Senin, 08 Juni 2015
Pesona Liga Indonesia di FM (2) : SEBUAH LIGA INDONESIA IMPIAN
Masih tentang pesona Football
Manager dan Liga Indonesia di mata saya. Saya terlalu menjiwai dalam bermain,
menggunakan hati saya untuk se-ombyok manusia virtual dalam dunia virtual untuk
saya perlakukan layaknya manusia di alam nyata. Dari dulu saya sadar jika
negara kita itu luas, biaya operasional mahal, namun infrastruktur belum
sempurna. Saya terapkan semua itu di dalam dunia Football Manager melalui menu
Edit.
Ketika ada permasalahan di Liga
Kita dulu (ada liga tandingan), saya merombak total sistem liga di menu edit,
membutuhkan waktu berhari – hari, sejenak melupakan skripsi.
Berikut sistem liga buatan saya :
Divisi Super Liga (I)
Terdiri 15 Tim mengarungi
kompetisi penuh, 3 degradasi, saya bermaksud membatasi pemain asing menjadi 3
(tiga) namun sayangnya saya tidak tau di menu mana, sehingga pemainasing bebas.
Divisi Primer (II)
Terdiri 18, 9 barat dan 9 timur,
namun lagi – lagi saya bermaksud membatasi pemain asing menjadi 3 (tiga) yang
terdiri 2 (dua) non asia dan 1 (satu) asia namun sayangnya saya tidak tau di menu mana,
sehingga pemainasing bebas.
Divisi bawahnya lagi tak tersentuh
oleh saya, tapi jikalau ada dan bisa, saya akan buat 32 Tim dibagi menjadi 4 grup masing – masing grup ada 8 tim, juara
1,2,3 lolos ke super liga, Kemudian saya bermaksud agar yang menghuni grup
tersebut sesuai dengan lokasinya, misal grup 1 klub dari Sumatera, grub 2 Jawa
Bali Nusatenggara, Grub 3 Sulawesi dan Kalimantan, Grub 4 Papua Maluku, namun Pasti
tidak bisa.hahahaha
Untuk sistem copa/cup, saya
default saja. Namun kalau bisa mengatur ya pasti saya atur berdasarkan homebase
klub sayang tidak bisa..hehehe
Kebijakan Pembinaan Usia Muda
Ada tim U 18 di setiap klub, ada TIM
REVERSE seperti liga eropa, namun maksud saya mengenai tim REVERSE
adalah tim primavera, yang kompetisinya bebas mau berapa saja pemain asing yang
ada disini, jadi bisa menaungi pemain asing dari negara konflik atau pemain
yang sedang minta suaka (korban kuliah Hukum Internasional), pemain muda keturunan
yang belum dinaturalisasi, dan pemain yang tidak mendapatkan tempat di Tim inti
(intinya ga sembarang pemain asing ada disini) yah lagi – lagi maksud non
teknis saya saja... hanya bisa saya rasakan sendiri saja, karena tidak ada menu-nya.
Liga buatan saya di FM benar –
benar hangat jika saya bayangkan sekarang mengingat kompetisi Liga Indonesia
yang tidak kunjung pasti, Gaji Nunggak, Hutang Menumpuk, Biaya Operasional
tinggi, namun konsumsi pemain asing sangat luar biasa. Juga pas ketika
merasakan ada warga keturunan yang ingin membela timnas dan banyaknya pengungsi
yang mungkin diantara mereka mempunyai bakat luar biasa di bidang sepak bola,
jangan salah Ibrahimovic dulu pengungsi juga lho dan dia berkontribusi untuk
Swedia... #Hungry4Glory Indonesian Football
Pesona Liga Indonesia di FM (1) : ketika alam virtual ditemui di alam nyata
Kesibukan kerja, berkeluarga, membuat saya sama sekali tidak
mungkin, tidak bisa, dan tidak akan mau
bermain Game Favorite saya : Football Manager, yang saya anggap “Syeitan” dalam
dunia saya, karena membuat saya ketagihan layaknya junkies, lupa waktu, dan
marah – marah gak jelas....
Namun belakangan ada teman saya yang meng-install game ini namun tidak pernah
bermain sebelumnya, lalu menanyakan pada saya tentang bagaimana game ini, lalu saya
bercerita tentang eforia kala saya berain game ini, termasuk serunya liga
domestik/liga Indonesia. Teman saya terheran dan bertanya “Hah Liga Indonesia? Apa
asiknya?”, Saya bilang : “sebuah kenikmatan ketika kita bisa mendatangkan
pemain asing yang belum pernah bermain di liga Indonesia baik di alam nyata
maupun virtual, lalu pemain ini justru menjadi pemain pemain incaran – incaran tim
lain karena kehebatannya, terlebih kita peroleh dengan free transfer” atau “ketika kita membeli pemain asing dari negara
yang tidak bonafit sama sekali di dunia sepakbola, misal yang pernah saya
lakukan adalah embeli pemain dari Macau, Azerbaijan, Turmenistan, Myanmar, lalu
menjadi pemain yang diperhitungkan di liga Indonesia dan jadi inciran tiap
jendela transfer”, kenikmatan lain adalah “ketika kita mengadakan trial / Seleksi di libur kompetisi ala
Tim – tim liga Indonesia di alam nyata, lalu dapat pemain bagus yang kita
butuhkan”.
Kenikmatan lain saya rasakan ketika masuk institusi saya kini
yang berkeliling seluruh Indonesia (Setelah bertahun – tahun saya lupakan game
itu), coba bayangkan saja dulu di “copa Indonesia” saya bertemu dengan PSKT
Kota Tomohon, dulu saya berfikir mana itu Tomohon? Dan benar saja saat ini saya
ditempatkan di Manado dan sering menghabiskan akhir pekan saya bersama istri,
menyewa resort di Kota Tomohon, Ketika saya bermain di Liga Indonesia dulu ada
klub pembuat kejutan namanya Gaspa Palopo, dan benar saja, ternyata intansi
saya punya kantor perwakilan di Palopo dan sahabat dekat saya ditapatkan
disana; institusi saya punya kantor perwakilan di Padang Sidempuan, mungkin
sebagaian teman saya asing terhadap nama tersebut, namun saya tidak, karena
saya pernah membeli pemain muda dari klub PSKPS Padang Sidempuan,hahaha
Mungkin satu yang tidak tersentuh oleh Game ini tentang Liga
Indonesia: bahwa biaya operasional untuk mengitari Nusantara ini sangat sangat
sangatlah tinggi. Di alam virtual, saya dengan leluasa menjadwalkan
pertandingan uji coba hari ini bertandang melawan PSMS Medan, tiga hari lagi
melawan Persigubin Pegunungan Bintang (karena yang memungkinkan memang klub ini), lalu tiga hari lagi bertandang ke
Persibom Bolaang Mongondow (karena yang mengajak klub ini), namun tauhkah anda....
Perjalanan dari medan Ke Gunung Bintang (melawan
Persigubin) itu pasti butuh waktu yang gila lamanya, Medan – Jayapura 6 jam
(belum lagi kalau transit), lalu Jayapura ke Pegunungan Bintang masih harus
naik pesawat lagi, jika tiket ke Jayapura saja paling murah Rp. 2.600.000 plus
ke gunung bintang untuk pesawat baling bisa mencapai Rp 700.000 dikalikan
pemain plus Official, bisa gila kan? Lalu perjalanan dari Pegunungan Bintang ke
Bolaang Mongondow (melawan Persibom ceritanya) oper pesawat ke Jayapura (sudah
saya bilang 700.000’an), lalu dari Jayapura menuju Manado tidak ada pesawat
langsung, pastilah jatuhnya tiket mahal, lalu dari Manado ke Bolaang Mongondow
sangat menyita waktu karena tidak ada akses melalui Pesawat namun jalan darat
dengan jalan yang sangat sempit untuk ukuran jalan provinsi, yang pasti pemain
dan official bisa gila jika melewati medan seperti ini, klub juga bisa gila atas
pengeluaran operasional tim. hehehe
Baca tulisan sejenis : Pesona Liga Indonesia di FM (2) : SEBUAH LIGA INDONESIA IMPIAN
Baca tulisan sejenis : Pesona Liga Indonesia di FM (2) : SEBUAH LIGA INDONESIA IMPIAN
Minggu, 03 Mei 2015
Semoga Sepak bola wanita Maju
Lupakan sejenak prahara POLRI vs KPK atau
Menpora vs La Nyala yang makin membuat jengah. Minggu – minggu ini ada event
sepak bola yang cukup menggelitik di hati saya. Event tersebut adalah piala AFF
wanita. Di pertandingan pertama Srikandi – srikandi kita kalah 0-2 dari Timnas Wanita Kamboja. Usut punya
usut ternyata secara peringkat FIFA Kamboja wanita itu ranking 90. Pertanyaan
saya? “masak sama ranking 90 kalah?”. Ya terang aja wong Timnas Wanita Indonesia ternyata ranking juru kunci. Hahahaha
Prihatin? Ya pasti. Lantas? Saya buat saja
tulisan ini kali aja dibaca orang.
Wanita dan sepakbola, wanita saat ini
selalu dikenal sebaga pemanis/”tombo
ngantuk” di tribune, tak jarang supporter2 wanita ini ujungnya bisa
ngetop/jadi selebritis. Nah kini kita dihadapkan pada pertanyaan : apakah kita
mau sepakbola wanita Indonesia maju dan berkembang? Namun pertanyaan balasannya
adalah “apakah anda mau putri anda jadi pemain sepakbola?”.
Pertanyaan yang wajar untuk Negara
ketimuran seperti kita. Namun apa itu sebagai penghalang untuk berprestasi?
Sepertinya kok tidak? Lihat saja Timnas Wanita Iran? Mereka eksis habis. Atau
tak perlu jauh – jauh sampai Iran. Di Negeri kita Proliga, Voli, begitu cetar
membahana. Mereka bisa kenapa Sepak bola wanita tidak?
Memajukan olah raga yang sama sekali engga
poluler itu harus melewati tahap. Menurut saya ada tahap Penyaringan dan
Pemopuleran/Promosi. (Wasyeeek…)
Penyaringan
Hal yang tidak bisa
ditawar – tawar lagi adalah Buat system kompetisi tersistem : LIGA. Tak cukup hanya Kejurnas yang sifatnya musiman tapi yang dibutuhkan adalah Liga Sepakbola Wanita. Hal ini bisa jadi tantangan juga bagi Kemenpora
yang sedang membekukan PSSI. Kira – kira Kemenpora sanggup tidak membuat dan
mengelola Liga Sepak Bola Wanita? Jangan koar – koar wal anget2 T*I ayam kayak
LPI beberapa tahun lalu. Bilangnya bikin liga tandingan tapi malah kacau balau.
Dipegang orang yang tak memiliki kompetensi.
Liga yang menurut saya
efektif dan efisien adalah membagi minimal 3 wilayah atau per regional
selayaknya Liga Nusantara,misalnya ni, Regional Jawa-Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi+Maluku Utara, Papua+Maluku, dan Bali+nusa jika pesertanya banyak. Biar
banyak juga pemainnya di awal kompetisi diperbolehkan menggunakan jasa pemain
asing jika perlu 5 slot.
Pemopuleran
Louisa Necib |
Pemopuleran bisa
dimunculkan dengan memasukan sepak bola dalam kegiatan olah raga siswa seperti
Porda/Popda.
Namun pemopuleran yang
cukup efektif adalah ketika Liga itu sudah terbentuk. Misalnya dengan hal – hal
kecil seperti pamphlet dan Baliho yang berisi pertandingan atau jadwal
pertandingan, hingga Icon/Ambassador. Icon tersebut merupakan pemain yang tidak
hanya mahir bermain bola tapi juga wajah cakep, terutama pemain asing, setelah
saya berkaca pada Proliga. Jika perlu ada Marquee Player, yang asing, yang
jago, yang cakep.
Untuk masalah banyak pemain asing apa engga
memajukan produk local ni? Jawabnya, ini beda sama sepak bola bung! Untuk
“perkenalan” banyaknya pemain asing bisa jadi magnet juga kebijakan
naturalisasi masih bisa lah ditoleransi atas dasar maklum. Baru nanti jika
peminat sudah ramai. Batasin naturalisasi.
Zhao Lina |
Semoga bakal ada Maulina Novryliani dan Rani Mulyasari Baru atau bahkan sukur - sukur bakal ada Zhao Lina dan Louisa Necib di Indonesia... Semoga...
Jaya Sepak Bola Nasional!!!!!
Rabu, 04 Maret 2015
Ijinkan Saya Bersua Kembali (my New Life)
My wedding |
maaf ya, saya benar2 sudah masuk area penempatan definitif, mengalami fase sibuk,
entah itu sibuk untuk Pekerjaan, juga sibuk dirumah untuk istri saya..hehe *udah merried ni critanya sama si Kripiksingkong..hahaha
my pre wed |
memulai aktifitas.. bangun.. dan berkewajiban membangunkan cewek cantik disebelah saya,hehehe
Mau berangkat ke kantor, ada stylish-nya ni sekarang, baju sudah siap, selalu dirapikan setelah saya pakai, kumis klimis, IDcard-tag dipasangkan, selalu ada teh/kopi arabika toraja yang manisnya pas di meja makan dan tentunya sarapan yang supeer bergizi, (sebelum nikah ga pernah sarapan,hehehe)
Di kantor, saya bukan lagi staff junior karena senior+mentor saya sudah mutasi ke Jawa, senior saya adalah teman se-almamater Fakultas Hukum (FH) UNDIP, Tapi bliau angkatan 2002 (5 tahun diatas saya), namanya Muh Abdus Salam biasa aku panggil Mas Doel, tempat saya belajar, bertanya, minta pendapat, plus teman nostalgia tentang dosen2 UNDIP yang unik. Bener2 Top deh pokoknya mentor yang satu ini, banyak belajar-lah saya dengan beliau.. tapi sekarang saya hanya bisa bertanya via telp aja kalo ada kasus rumit, tapi lama2 pekewuh juga. Jadilah saya bayi yang menghadapi 70'an lebih perkara aktif dan belasan perkara yang sedang berjalan. Plus kewajiban untuk memberikan laporan tepat waktu, telaah hukum, berita Kantor dsb.. Hal inilah yang membuat saya lupakan hobi saya menulis di blog,hehe
tapi tenang aja, jam 12 saya bisa pulang ke rumah, untuk menyantap makanan lezat masakan istri saya, sebelum saya kembali ke kantor jam 12.30 (kadang lebih dikit),hehehe
sego Gudangan+Gereh layur |
Buncis + beef szechuan |
lovely pancake |
buat yang belum nikah, ayo nikah, nikah tu nyesel lho.. nyesel knapa gak dari dulu..hehehe
Langganan:
Postingan (Atom)