Halaman

Senin, 08 Juni 2015

Pesona Liga Indonesia di FM (1) : ketika alam virtual ditemui di alam nyata

Kesibukan kerja, berkeluarga, membuat saya sama sekali tidak mungkin, tidak bisa, dan tidak akan  mau bermain Game Favorite saya : Football Manager, yang saya anggap “Syeitan” dalam dunia saya, karena membuat saya ketagihan layaknya junkies, lupa waktu, dan marah – marah gak jelas....


Namun belakangan ada teman saya yang meng-install game ini namun tidak pernah bermain sebelumnya, lalu menanyakan pada saya tentang bagaimana game ini, lalu saya bercerita tentang eforia kala saya berain game ini, termasuk serunya liga domestik/liga Indonesia. Teman saya terheran dan bertanya “Hah Liga Indonesia? Apa asiknya?”, Saya bilang : “sebuah kenikmatan ketika kita bisa mendatangkan pemain asing yang belum pernah bermain di liga Indonesia baik di alam nyata maupun virtual, lalu pemain ini justru menjadi pemain pemain incaran – incaran tim lain karena kehebatannya, terlebih kita peroleh dengan free transfer” atau “ketika kita membeli pemain asing dari negara yang tidak bonafit sama sekali di dunia sepakbola, misal yang pernah saya lakukan adalah embeli pemain dari Macau, Azerbaijan, Turmenistan, Myanmar, lalu menjadi pemain yang diperhitungkan di liga Indonesia dan jadi inciran tiap jendela transfer”, kenikmatan lain adalah “ketika kita mengadakan trial / Seleksi di libur kompetisi ala Tim – tim liga Indonesia di alam nyata, lalu dapat pemain bagus yang kita butuhkan”.

Kenikmatan lain saya rasakan ketika masuk institusi saya kini yang berkeliling seluruh Indonesia (Setelah bertahun – tahun saya lupakan game itu), coba bayangkan saja dulu di “copa Indonesia” saya bertemu dengan PSKT Kota Tomohon, dulu saya berfikir mana itu Tomohon? Dan benar saja saat ini saya ditempatkan di Manado dan sering menghabiskan akhir pekan saya bersama istri, menyewa resort di Kota Tomohon, Ketika saya bermain di Liga Indonesia dulu ada klub pembuat kejutan namanya Gaspa Palopo, dan benar saja, ternyata intansi saya punya kantor perwakilan di Palopo dan sahabat dekat saya ditapatkan disana; institusi saya punya kantor perwakilan di Padang Sidempuan, mungkin sebagaian teman saya asing terhadap nama tersebut, namun saya tidak, karena saya pernah membeli pemain muda dari klub PSKPS Padang Sidempuan,hahaha

Mungkin satu yang tidak tersentuh oleh Game ini tentang Liga Indonesia: bahwa biaya operasional untuk mengitari Nusantara ini sangat sangat sangatlah tinggi. Di alam virtual, saya dengan leluasa menjadwalkan pertandingan uji coba hari ini bertandang melawan PSMS Medan, tiga hari lagi melawan Persigubin Pegunungan Bintang (karena yang memungkinkan memang klub ini), lalu tiga hari lagi bertandang ke Persibom Bolaang Mongondow (karena yang mengajak klub ini), namun tauhkah anda....

Perjalanan dari medan Ke Gunung Bintang (melawan Persigubin) itu pasti butuh waktu yang gila lamanya, Medan – Jayapura 6 jam (belum lagi kalau transit), lalu Jayapura ke Pegunungan Bintang masih harus naik pesawat lagi, jika tiket ke Jayapura saja paling murah Rp. 2.600.000 plus ke gunung bintang untuk pesawat baling bisa mencapai Rp 700.000 dikalikan pemain plus Official, bisa gila kan? Lalu perjalanan dari Pegunungan Bintang ke Bolaang Mongondow (melawan Persibom ceritanya) oper pesawat ke Jayapura (sudah saya bilang 700.000’an), lalu dari Jayapura menuju Manado tidak ada pesawat langsung, pastilah jatuhnya tiket mahal, lalu dari Manado ke Bolaang Mongondow sangat menyita waktu karena tidak ada akses melalui Pesawat namun jalan darat dengan jalan yang sangat sempit untuk ukuran jalan provinsi, yang pasti pemain dan official bisa gila jika melewati medan seperti ini, klub juga bisa gila atas pengeluaran operasional tim. hehehe

Baca tulisan sejenis : Pesona Liga Indonesia di FM (2) : SEBUAH LIGA INDONESIA IMPIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar